Pada postingan kedua kali ini saya akan bahas mengenai fitur dan seperti apa sih Android "O" itu yang dikabarkan bernama "Oreo".
Yuk kawan, simak ulasannya berikut ini:
Pertama, Android O diklaim bakal
lebih hemat baterai. Mekanisme penghematan itu
dimungkinkan dengan pembatasan aktivitas aplikasi ketika dalam mode tak
digunakan alias background mode.
Pembatasan itu dilakukan dalam
beberapa area, salah satunya pembatasan pembaruan lokasi alias location
updates pada aplikasi.
Belum dijabarkan berapa persen
penghematan yang dihasilkan oleh strategi baru Android O. Namun, faktor utama
pemborosan baterai selama ini memang dikait-kaitkan dengan aktivitas aplikasi background.
Semestinya kalau aktivitas dibatasi, maka dampaknya juga bisa signifikan.
Kedua, Android O versi pengembang
memiliki beberapa perubahan mekanisme pada antarmuka dan cara menavigasikan
perangkat. Ada mode Picture-in-Picture
(PiP) yang kebanyakan digunakan untuk video.
Android TV sudah mengimplementasikan
mode ini, begitu juga dengan aplikasi YouTube. Bedanya, pada Android O,
pemanfaatannya lebih mumpuni karena video bisa tetap dinikmati sembari
melakukan aktivitas pada aplikasi lain.
Selain PiP, ada juga notifikasi yang
berbentuk sistem pop-up, sehingga pengguna bisa langsung bereaksi
terhadap notifikasi tanpa beralih ke aplikasinya. Mekanisme ini sudah
dimungkinkan pada beberapa aplikasi seperti WhatsApp, namun pada Android O
fungsinya lebih meluas ke berbagai aplikasi.
Dukungan tampilan banyak alias
multi-display yang sudah familiar di Google Pixel juga diboyong lebih luas
di Android O. Fungsinya untuk mempermudah pengguna beralih dari aktivitas di
aplikasi A ke aplikasi B.
Ketiga, Android O memungkinkan
modifikasi desain antarmuka yang lebih personalized. Ada fitur yang dinamai Adaptive Icons, di mana pengguna
bisa mendesain sendiri ikon home untuk menggelar aplikasi alias icon launcher.
Begitu juga dengan ikon-ikon lainnya yang mendukung modifikasi ini.
Pada sistem notifikasi, modifikasi
juga semakin dimungkinkan. Pengguna bisa mengatur notifikasi mana saja yang
ingin ditampilkan di layar ponsel. Pengguna juga bisa menunda notifikasi untuk
kembali muncul beberapa menit mendatang atau beberapa jam mendatang sehingga
tak lupa.
Pengguna pun bisa menyetel durasi
ketika notifikasi muncul hingga hilang. Warna latar notifikasi dan gaya
tampilan notifikasi juga dapat dimodifikasi sesuai kenyamanan.
Ada banyak kemampuan lain yang
dihadirkan Google di Android O. Misalnya pengisian informasi akun aplikasi
secara otomatis, pengaturan warna pada tiap aplikasi, dan peralihan otomatis ke
WiFi ketika tak terhubung jaringan internet selular.
Para pengembang yang hendak menguji
Android O bisa melakukan emulator pada desktop dengan memanfaatkan perangkat
tertentu seperti Nexus 5X, Nexus 6P, Nexus Player, Pixel, Pixel XL, dan Pixel
C.
Perilisan versi beta pertama Android
O untuk publik digadang-gadang bakal bertepatan dengan momen pesta developer
Google I/O pada pertengahan Mei 2017 di Mountain View, Amerika Serikat.
0 komentar:
Posting Komentar